Paus menyamakan godaan ular di Alkitab degan 'berita palsu pertama'

Paus Fransiskus menyampaikan pesan yang mengecam 'setan' berita palsu dan pengaruhnya dalam mendorong perpecahan demi keuntungan politik dan ekonomi.
Paus membandingkan penyebaran informasi sesat itu dengan godaan ular pada Hawa agar makan buah apel terlarang di Alkitab serta menyebutkan keberhasilannya tergantung pada ketamakan manusia.
Dokumen yang berjudul The Truth Will Set You Free - Fake News and Journalism for Peace dikeluarkan untuk Hari Komunikasi Gereja Katolik Dunia pada 13 Mei mendatang, dan merupakan pertama kalinya bagi Paus untuk menulis masalah itu dalam dokumen tertulis.
Paus Fransiskus minta kalimat dalam 'doa bapa kami' diubah Apakah Paus Fransiskus akan menyebut 'Rohingya' di Myanmar? Termakan hoaks, kekerasan antarumat Buddha dan Muslim merebak di Sri LankaDitambahkannya bahwa jalan untuk mengatasi fenomena berita palsu adalah dengan jurnalisme yang mencari kebenaran yang mendorong pemahaman lebih dalam.
Pesan ini muncul di tengah-tengah perdebatan tentang bagaimana caranya mengatasi penyebaran berita palsu di media sosial dan bagaimana berita palsu mempengaruhi pemilihan umum, termasuk pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016.
"Penyebaran berita palsu dapat memenuhi tujuan-tujuan tertentu, mempengaruhi keputusan politik, dan demi keungungan ekonomi," kata Paus.
Membandingkannya dengan godaan ular di Alkitab Paus menambahkan, "Kita harus membongkar yang kita sebut sebagai 'taktik ular' yang digunakan oleh mereka yang menyamar untuk bisa menyerang di setiap waktu dan tempat."
Dia menyerukan 'pendidikan untuk kebenaran' yang akan mengajarkan orang untuk mengerti, mengkaji, dan memahami informasi.
Menurut Paus, peran jurnalis -yang disebutnya sebagai 'pelindung berita'- bukan 'hanya sebuah pekerjaan, tapi sebuah misi.'
Para wartawan, seperti diharapkan Paus, lebih mengurangi pada breaking news dan lebih banyak 'mengkaji penyebab-penyebab konflik."
Post a Comment