Uni Afrika: Donald Trump harus minta maaf atas komentarnya
Organisasi yang mewakili negara-negara Afrika telah meminta agar Presiden AS Donald Trump meminta maaf setelah dia dilaporkan menyebut negara-negara di benua itu dengan "lobang kotoran".
Perwakilan kelompok tersebut di Washington DC mengungkapkan rasa "terkejut, kecewa dan marah" dan mengatakan bahwa administrasi Trump salah memahami orang-orang Afrika.
Presiden AS itu membuat pernyataan itu dalam sebuah pertemuan pada hari Kamis mengenai imigrasi.
Tapi Trump menyangkal bahwa dia menggunakan kata-kata yang dilaporkan.
Sangkalannya didukung oleh dua orang Republikan yang ikut di pertemuan Gedung Putih itu, namun Senator Demokrat Dick Durbin mengatakan bahwa Trump beberapa kali menyebut negara-negara Afrika dengan "lobang kotoran" dan menggunakan kalimat yang "rasis".
Pada hari Jumat, Trump mengetwit bahwa dia menggunakan kata yang "keras" dalam pertemuan pribadi dengan anggota parlemen untuk membahas undang-undang imigrasi.
Tapi dia menambahkan bahwa kata-kata yang dikaitkan dengannya adalah "bukan yang digunakan".
Apa yang dikatakan Uni Afrika?Organisasi itu mengatakan "ucapan itu mencemarkan kredo Amerika yang dipuja dan mencemarkan penghormatan terhadap keragaman dan martabat manusia".
Mereka menambahkan: "Sementara kami mengungkapkan keterkejutan, kekecewaan dan kemarahan kami, Uni Afrika sangat percaya bahwa ada kesalahpahaman besar mengenai benua Afrika dan rakyatnya oleh pemerintahan saat ini."
"Ada kebutuhan serius untuk dialog antara Pemerintah AS dan negara-negara Afrika."
Kelompok pan-Afrika itu mewakili 55 negara anggota di seluruh benua. Organisasi ini adalah kelanjutan Organisasi Persatuan Afrika - yang berasal dari perjuangan dekolonisasi pada awal 1960an - pada tahun 2002.
Hak atas foto Getty Images Image caption Pada hari Kamis, Trump mengatakan lebih baik mengizinkan imigran dari negara-negara seperti Norwegia, yang perdana menterinya ditemuinya pada hari sebelumnya.Apa yang dikatakan Trump?Ucapan tersebut diduga dilontarkan saat anggota parlemen mengunjungi Trump pada hari Kamis untuk membahas sebuah proposal bipartisan yang akan memberlakukan pembatasan baru mengenai imigrasi namun melindungi apa yang disebut "Dreamers" - ratusan ribu imigran yang dibawa ke AS secara ilegal saat masih anak-anak - dari deportasi.
Trump dilaporkan telah mengatakan bahwa alih-alih memberikan izin tempat tinggal sementara kepada warga negara yang terkena bencana alam, perang atau epidemi, AS seharusnya memilih migran dari negara-negara seperti Norwegia.
"Kenapa orang-orang dari negara-negara 'lobang kotoran' datang ke sini?" kata Trump kepada anggota legislatif, seperti dikutip Washington Post.
Senator Partai Demokrat Richard Durbin mengatakan saat Trump diberi tahu bahwa kelompok imigran terbesar dengan status Temporary Protected Status (TPS) berasal dari Haiti, El Savador, dan Honduras, presiden merespon dengan: "Haiti? Mengapa kita butuh lebih banyak orang Haiti?"
Tapi di twitnya pada hari Jumat, Presiden AS itu membantah bahwa dia menghina warga Haiti.
Banyak media AS melaporkan komentar tersebut pada hari Kamis, mengutip keterangan saksi atau orang pada pertemuan tersebut. Gedung Putih tidak membantah komentar tersebut.
Bagaimana reaksi global?Botswana memanggil duta besar AS dan memintanya " mengklarifikasi apakah Botswana dianggap sebagai negara 'lobang kotoran' mengingat bahwa ada warga Botswana yang tinggal di AS"
Juru bicara hak asasi manusia PBB Rupert Colville mengatakan bahwa komentar tersebut, jika benar, "mengejutkan dan memalukan", dan menambahkan: "Saya minta maaf tapi tidak ada kata lain untuk ini selain rasis."
Duta Besar Haiti AS Paul Altidor mengatakan kepada BBC bahwa "kita hanya imigran yang datang ke sini untuk memanfaatkan AS" adalah salah.
Post a Comment