Kekeringan parah Israel: Doa minta turun hujan dan ejekan pihak yang skeptis

Kekeringan parah Israel: Doa minta turun hujan dan ejekan pihak yang skeptis
Doa bersama minta turun hujan di Tembok Ratapan. Hak atas foto Getty Images Image caption Doa bersama minta turun hujan di Tembok Ratapan, langkah yang dicemooh banyak pihak.

Menteri Pertanian Israel, Uri Ariel, ikut dalam doa bersama di Tembok Ratapan, Yerusalem, untuk meminta hujan dalam menghadapi kekeringan parah yang melanda dalam empat tahun terakhir.

Doa bersama yang dilakukan Kamis (28/12) ini diawali dengan unggahan Ariel melalui media sosial pekan lalu, pernyataan yang ditanggapi dengan ratusan ejekan dan kemarahan.

Langkah ini didukung oleh organisasi petani dan para rabi senior namun warganet meminta Ariel untuk fokus pada teknologi untuk mengatasi kekeringan "terparah" ini.

Dalam undangan melalui Facebook disebutkan, "Untuk persiapan menghadapi satu tahun kering dan agar turun hujan, doa akan diadakan atas inisiatif Menteri Pertanian Uri Ariel."

Donald Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel Interpol masukkan Palestina sebagai anggota meski ditentang Israel Tentara Israel bersalah bunuh warga Palestina yang tergeletak Ahed Tamimi, perempuan 'berani' Palestina yang menampar tentara Israel

Saat diwawancara dengan jaringan berita nasional Israel, Arutz Sheva, Ariel juga mengajak publik ikut dalam doa "dan membawa payung untuk bersama-sama membuka pintu surga."

Namun ajakan melalui sosial media ditanggapi sinis. "Saya tak mau berhujan-hujanan dalam parademu," kata salah seorang warga Israel.

"Lebih baik tak usah. Tak ada Tuhan dan Tuhan tak akan menurunkan banyak hujan. Akan lebih efisien bila Anda memikirkan program desalinasi air bersih."

Hak atas foto AFP Image caption Doa bersama untuk minta hujan didukung oleh organisasi petani dan para rabi senior.

Namun Ariel sendiri mempertahankan langkahnya dalam wawancara radio tersebut dengan mengatakan kementeriannya telah meningkatkan anggaran untuk proyek desalinasi dan membantu para petani.

"Banyak orang yang percaya dengan doa, termasuk saya. Jadi siapapun yang mau berdoa, silakan dan yang tak percaya, silakan juga. Kami tak paksa siapapun dan dengan bantuan Tuhan, akan ada hujan," katanya dalam wawancara untuk menanggapi pihak-pihak yang skeptis itu.

Hak atas foto Reuters Image caption Yahudi ortodoks ikut dalam doa minta hujan bersama Ariel.

Pengguna lain, Daniel Schwarz‏ dalam cuitannya terkait laporan doa bersama agar hujan turun, menulis, "Saya ingat Israel pernah menjadi pemimpin dunia dalam konservasi air dan irigasi, sekarang begini?"

Sejumlah pakar juga menyatakan skeptis atas langkah Ariel mengajak doa bersama ini.

Surat kabar popular Yedioth Ahronoth menerbitkan tajuk yang menyatakan Ariel harusnya memikirikan kebijakan langkah menghadapi perubahan iklim termasuk membatasi emisi gas rumah kaca dalam bidang pertanian.

"Doa bukan hal yang buruk, namun menteri harus punya kemampuan untuk mempengaruhi hal yang lebih membumi," tulis koran itu.

Badan meteorologi Israel meramalkan kawasan itu akan menghadapi musim dingin kering dengan kemungkinan curah hujan yang tak cukup pada bulan Desember sampai Februari, yang biasanya bulan-bulan terbasah.

Bulan Maret lalu, dinas perairan mengatakan Danau Galilea -yang merupakan cadangan air bersih Israel- mencapai titik terendah dalam satu abad belakangan.

Dalam menghadapi kekurangan air ini, Israel menggunakan lima proyek desalinasi, dan sebagian besar rumah-rumah Israel menggunakan air dari kelima proyek tersebut.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.