Menhan Ryamizard Ryacudu: Indonesia Butuh 500 Medium Tank

Selasa, 19 September 2017 | 04:31 WIB
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, menjawab pertanyaan wartawan saat Musyawarah Nasional II Korps Nasional Menwa Indonesia di Aula Barat ITB, Bandung, Jawa Barat, Jumat 14 November 2014. TEMPO/Prima Mulia

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, menjawab pertanyaan wartawan saat Musyawarah Nasional II Korps Nasional Menwa Indonesia di Aula Barat ITB, Bandung, Jawa Barat, Jumat 14 November 2014. TEMPO/Prima Mulia.

TEMPO.CO, Bandung - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, Indonesia membutuhkan lebih dari 500 medium tank, produk baru buatan bersama PT Pindad dan FNSS Turki.

“Kita harapkan tank lama diganti. Kita ada beberapa batalion, sayalupa lagi, tpai yang jelas kita memerlukan di atas 500 tank,” kata Ryamizard di sela sarasehan industri strategis di PT Pindad, Bandung, Senin, 18 September 2017.

Baca juga: Ryamizard Ingin Drone Buatan Dalam Negeri

Ryamizard mengatakan, pada tahap pertama, pemerintah akan memesan 100 unit. “Tahap awalnya 1 dulu (prototipe). Nanti kalau sudah, untuk kemudian jelas paling tidak 2 batalion, 1 batalion itu 50-an (tank) biasnaya. Sekitar 100-an (unit),” kata dia.

Menurut Ryamizard, anggaran pembelian itu sudah tersedia. Di antaranya berasal dari pinjaman dalam negeri yang disiapkan pemerintah untuk pembelian alutsista dalam negeri oleh Kementerian Dalam Negeri yang dalam lima tahun ini disediakan Rp 15 triliun. “Dari Rp 15 triliun itu sudah Rp 9 triliun dipakai. Pinjaman dalam negeri itu, masih 2 tahun lagi sampai 2019,” kata dia.

Ryamizard mengatakan, pemerintah akan menggunakan alutsista yang bisa dibuat di dalam negeri. “Pokoknya apa yang bisa kita buat, kita tidak perlu beli (dari luar negeri) lagi,” kata dia. Selain program tank medium misalnya, pemerintah mendorong industri pertahanan membuat roket dan radar. 

Medium tank yang dibuat bersama Pindad dan FNSS Turki itu dinilai paling pas untuk Indonesia. “Ini untuk tank, ini paling baik di sini. Kalau yang besarnya, Leopard, kalau di bawa ke Sumatera itu ambrol jembatannya. Kalau musuh mau ke sini juga, dia tidak akan bawah (tank besa), dia tidak bisa jalan di sini. Kalau yang ini (medium tank), bagus,” kata Ryamizard.

Ryamizard mengatakan, bobot tank medium 37 ton dinilainya ideal. “Kalua Leopard itu 150 ton. Saya rasa yang medium ini palign tepat untuk Indonesia. Keadaan medannya, apalagi di Sumatera dengan di Jawa, jembatannya tidak mampu di lintasi oleh (kendaraan dengan bobot di atas) 40 ton,” kata dia.

Satu unit medium tank, dari 2 unit prototipe yagn disiapkan oleh Pindad dan FNSS Turki itu akan hadir dalam perayaan Hari Ulang Tahun 5 Oktober. Ryamizard sengaja berkunjung ke Pindad untuk menyaksikan kesiapan bagian turet tank medium itu yang tengah dibuat di pabrik senjata di Bandung itu.

Dalam acara yang sama dengan Ryamizard Ryacudu, Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, nilai kontrak kerjasama Pindad dan FNSS Turki membuat 2 prototipe itu Rp 300 miliar. “Pemerintah Indonesia punya share Rp 150 miliar. Jadi separuh-separuh, 50 persen-50 persen,” kata dia.

AHMAD FIKRI

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.