Mahasiswa Kunjungi Gua Liang Kabori

Mahasiswa Kunjungi Gua Liang Kabori

Mahasiswa S1 Prodi Sejarah dan S2 Kajian Budaya berada didepan pintu masuk Gua Liang Kabori di Desa Mabolu Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Foto: Marwan Abidin/Kendari P

KENDARIPOS.CO.ID — Puluhan mahasiswa Program Sarjana (S1) program studi (Prodi) Sejarah dan Program Magister (S2) Kajian Budaya mengunjungi Gua Liang Kabori di Desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat secara langsung peninggalan sejarah.

Menuju gua selebar 30 meter dengan tinggi sekitar 2-5 meter ini, tidak begitu terlalu sulit. Letak gua kurang lebih 10 km dari pusat kota Raha melalui jalan poros Raha-Mabolu, tepatnya di perbatasan antara Desa Bolo dan Desa Masalili, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Hanya saja, untuk menyambanginya dari arah pintu masuk yang memiliki 28 lubang harus beregu dan didampingi pemandu karena rawan tersesat.

Dosen Pendamping, Dr. La Ode Ali Basri, M.Si., menjelaskan studi tersebut adalah bagian dari mata kuliah mahasiswa dari S1 prodi Sejarah dan S2 prodi Kajain Budaya dengan mata kuliah teori kebudayaan. Tujuannya, adalah untuk melihat secara langsung hasil dari kebudayaan nenek moyang masyarakat setempat.

Liang Kobori adalah gua peninggalan nenek moyang masyarakat suku Muna. Liang Kobori atau nama lan Gua Kabori ini memiliki makna yang berarti gaya tulis. Didalam gua banyak ditemukan lukisan prasejarah disepanjang dinding gua, bahkan mencapai ratusan lukisan dari 4.000 tahun silam. Misalnya, lukisan seorang bersama gajah, matahari, pohon kelapa, gambar binatang ternak seperti sapi, kuda, serta gambar layang-layang yang merupakan salah satu media ritual masyarakat Muna pada saat itu.

“Lukisan ini menggambarkan cara hidup masyarakat suku Muna mulai dari bercocok tanam, beternak, berburu, sampai peperangan dimasa silam. Olehnya, ini penting untuk diketahui,” katanya kepada puluhan mahasiswa yang pratik lapangan di depan Gua Liang Kabori, akhir pekan lalu.

Sementara itu, Ketua Prodi Kajian Budaya, Dr. La Aso, S.Pd., M.Hum., mengatakan pihaknya terus mengedukasi dan menanamkan cinta budaya dan hasil kebudayaan itu sendiri. Olehnya, apa yang dilakukan oleh Mahasiswa Prodi Kajian Budaya menjadi terobosan yang baik. Ga tersebut juga menjadi situs purbakala yang dilindungi dan dilestarikan oleh pemerintah, selain itu gua ini pun menjadi tempat pariwisata dan penelitian kepurbakalaan.

Ia menambahkan, dalam gua itu terkenal adanya ornament-ornament yang berupa lukisan yang terdapat pada dinding gua. Lukisan yang dibuat oleh para manusia purba. “Karya itulah yang harus dilestarikan dan dikenalkan kepada khalayak umum. Dan masih banyak yang harus diketahui dan dipelajari,” tandasnya. (wan/b)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.