Balkon gedung BEI roboh: Tak ada korban jiwa, puluhan dirawat di RS

Balkon gedung BEI roboh: Tak ada korban jiwa, puluhan dirawat di RS
BEI Hak atas foto IAMAILIA PUTRI HASNIAWATI/AFP/Getty Images Image caption Sejumlah orang terluka dalam ambruknya balkon gedung BEI

Polisi masih menyelidiki penyebab ambruknya sebuah lantai mezanin di gedung II Bursa Efek Indonesia, Jakarta, namun meyakini bahwa tidak ada unsur terorisme dalam peristiwa ini.

"Kami bisa memastikan bahwa kejadian ini bukan disebabkan oleh bom," kata juru bicara Polri, Irjen Setyo Wasisto kepada para wartawan yang berkerumun di BEI, kawasan Jenderal Sudirman jakarta.

Ratusan orang dievakuasi dari gedung BEI yang berlantai 32, menyusul ambruknya balkon atau selasar dari Gedung II. Setidaknya 72 orang mengalami luka. Belum diketahui apakah jatuh korban jiwa.

Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengunjungi tempat kejadian dan mengatakan pihaknya akan melakukan "audit gedung" yang terakhir dilakukan pada Mei tahun lalu.

"Sekaligus juga saya sampaikan supaya mulai dilakukan audit (gedung) malam ini," kata Anies kepada para wartawan.

"Untuk memastikan semua ketentuan ditaati. Secara aturan mereka sudah mengikuti, evaluasi kita terakhir bulan Mei 2017, ada beberapa catatan tapi catatan tersebut tidak terkait mezzanin yang rubuh," tambahnya.

Gedung yang dibangun pada akhir tahun 1990-an ini, merupakan bagian dari dua tower. Pihak manajemen gedung mengatakan Tower I akan dapat dioperasikan kembali secara normal Selasa (16/01) namun tidak demikian halnya dengan Tower II yang masih dalam penyelidikan polisi.

Pihak manajemen juga mengklaim bahwa mereka memenuhi peraturan keselamatan dengan pemeriksaan keamanan gedung setahun lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ia berharap ambruknya selasar BEI tak akan mempengaruhi keyakinan investor.

Hak atas foto TMC Polda Metro Jaya Image caption Sebagian puing Gedung Bursa Efek

Sejumlah orang tampak dibawa keluar gedung dengan tandu, namun wartawan dilarang mendekat.

Peristiwa terjadi pada lewat tengah hari. Saksi mata mengatakan, mendengar suara gemuruh keras saat balkon atau selasar itu ambruk.

"Yang roboh itu selasar, lantai yang digunakan orang berlalu lalang di lantai dua " kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, kepada wartawan.

Hak atas foto TMC Polda Metro Jaya Image caption Pihak manajemen mengatakan mereka melakukan pemeriksaan rutin setiap tahun.

"Sejumlah korban, kebanyakan luka-luka di tangan dan kaki dan bagian badan lain, dibawa ke berbagai rumah sakit terdekat," katanya.

"Jadi di lantai dua Gedung II, itu ada selasar yang biasa dipakai berjalan oleh para karyawan, itu yang roboh," kata Argo pula.

Hak atas foto BBC Indonesia

Ia menyatakan, korban luka setidaknya 72 orang, namun jumlahnya masih didata.

Sebagian adalah orang yang sedang berjalan di atas Selasar itu ketika jatuh. Rekaman CCTV memperlihatkan, sejumlah orang yang tengah dengan santai berjalan di atas selasar itu jatiuh bersama lantai selasar, dan sebagian sempat menyelamatkan diri berlarian dengan panik.

Mereka yang terluka, termasuk yang mengalami patah tulang, dilarikan ke RS Siloam Semanggi, RS Pertamina, dan RSAL Mintoharjo.

"Korban jiwa, sampai saat ini tak ada laporan. Mudah-mudahan tidak ada," katanya pula kepada wartawan.

Hak atas foto TMC Polda Metro Jaya

Sementara itu, Ririen, karyawan Ernest & Young yang bekerja di lantai lima Gedung BEI menyebut selasar (lantai mezzanine) yang diduga roboh berada di antara kantor Bank Central Asia (BCA) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Ririen berkata, selasar itu roboh jelang jam istirahat makan siang, pukul 12.00 WIB.

"Saat saya sedang keluar dari pintu gerbang BEI, itu ambruk, semua orang terlihat panik," ujarnya kepada Abraham utama dari BBC Indonesia.

Hak atas foto TMC Polda Metro Jaya

Selain karyawan perkantoran, Ririen menyebut rombongan mahasiswa yang melakukan karyawisata juga berada di gedung itu saat selasar ambruk.

Hingga pukul 13.00 WIB, kata Ririen, karyawan di Tower II BEI belum dapat kembali ke lantai mereka masing-masing.

"Lift dimatikan dan semua akses ditutup," tuturnya.

Bursa Efek Indonesia mengumumkan, perdagangan BEI Senin (15/01) Sesi II akan diundur selama satu jam karena alasan force majeur.

Hak atas foto TMC Polda Metro Jaya

Sejauh ini banyak pekerja berkerumun di halaman gedung yang kemudian ditutup dengan garis polisi.

Tampak kesibukan puluhan petugas polisi, namun sudah tak terlihat adanya suasana kegawatan baik di kalangan petugas maupun para pekerja dan orang-orang yang berkerumun di luar.

Hak atas foto BBC Indonesia Hak atas foto BBC Indonesia

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan bahwa mereka berkoordinasi dengan Direksi Bursa Efek Indonesia, dan menyebut bahwa proses transaksi dan penuntasan transaksi berjalan normal.

"Tidak ada gangguan listrik dan jaringan. Sistem JATS, E-CLEARS dan C-BEST berjalan normal," tulis OJK dalam keterangan pers mereka.

Manajemen Bursa pun disebutkan tetap melanjutkan perdagangan sesi II sesuai dengan waktu normal.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.